Senin, 05 Maret 2012
UJIAN PRAKTEK KKPI; MEMPBLIKASIKAN IKLAN
Untuk melihat RPP Kejuruan Audio Video, klik di sini
Sistem GPS benar-benar beroperasi
pada saat dimulainya Perang Teluk pada tahun 1990. Sistem satelit
blok 1 diluncurkan sebagai tambahan atas blok 2 yang sudah terlebih
dahulu diorbitkan. Total satelit yang diorbitkan adalah 21 satelit,
utnuk menyediakan sistem GPS di seluruh dunia, dengan kemampuan
pengiriman data setiap saat. Departemen Pertahanan AS juga
mengoperasionalkan GPS yang dipasarkan bebas mulai tahun 1990. Sistem
ini masih dipakai sampai saat ini. Satelit-satelit GPS mengorbit
terhadap bumi 2 kali sehari pada ketinggian 11.000 mil diatas bumi, dan
memancarkan elevasi dan posisi dengan tepat. Sistem penerima GPS
mengolah signal, lalu mengukur interval antara saat signal dipancarkan
dan diterima untuk menentukan jarak antara antara receiver GPS di bumi
dan satelit. Pada saat receiver GPS menghitung data-data tersebut dari
3 satelit minimum, lokasi di permukaan bumi dapat ditentukan dengan
cepat. Dewan industri GPS baru saja mengumumkan bahwa peralatan
receiver GPS ditargetkan akan terjual sampai 8 milyar Dollar sampai
tahun 2000. Penggunaan GPS memang telah meluas dalam berbagai
sektor. Receiver GPS bahkan telah dipasang di mobil-mobil mewah,
dilengkapi dengan peta jalan digital dalam CD ROM yang akan menolong
pengendara untuk menuju tempat tujuan. Receiver GPS juga akan segera
di integrasikan dengan telfon selular. GPS pada saat ini telah
menjadi teman yang baik di perjalanan dan akan sangat berjasa sebagai
petunjuk arah pada saat yang gawat.
Kebijaksanaan tentang penggunaan
GPS sendiri diatur dalam Federal navigation Plan (FRP), yang disiapkan
oleh tim gabungan dari Departemen Pertahanan dan Departemen
Transportasi AS, melalui berbagai pertemuan pada tahun 1992. Namun
pada dasarnya, GPS sendiri adalah milik Departemen Pertahanan, namun
pada kelanjutannya menjadi peralatan yang dipasarkan bebas.
Rencananya satelit GPS akan ditambah 2 lagi, sehingga semuanya menjadi
24 satelit. Kemampuan penuh GPS dengan 24 satelit (blok I,II, dan
IIA) akan diumumkan oleh Departemen Pertahanan AS. Sebelum
berkemampuan penuh, Full Operational Capability (FOC) maka GPS
sebenarnya sudah layak dipakai untuk bernavigasi, hanya kemampuan agak
rendah. Kondisi ini dinamakan Initial Operational Capability (IOC),
yang dimulai sejak 8 Desember 1993.
Kemampuan yang disediakan oleh GPS
sendiri telah dikategorikan menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah
Standart Positioning Service (SPS) dan kedua Precise Positioning
Service (PPS). Sistem SPS adalah sistem yang dijual untuk pemakai
diluar Departemen Pertahanan AS, termasuk yang dipakai Angkatan
Bersenjata Indonesia/Australia. SPS menyediaan frekuensi GPS L 1 yang
mengandung kode Coarse Acquisition (CA) dan data navigasi. Untuk
sistem ini, Departemen Pertahanan AS sudah memberikan error signal yang
menurunkan akurasi receiver GPS untuk menghitung posisi. Sistem
GPS jenis SPS bisa diakses dengan menggunakan peralatan receiver (yang
bisa dibeli di pasar bebas) setiap saat. Kemampuan GPS type SPS
sebenarnya juga sudah sangat akurat bagi keperluan non militer yaitu
dengan error horizontal, 100 meter ( dijamin 95 % ) dan 300 meter (
dijamin 99.99 % ). Untuk error vertikal adalah 140 meter ( dijamin 95
% ). Error waktu adalah 340 nanodetik ( dijamin 95 % ). Sedangkan
GPS jenis kedua adalah GPS PPS yang memiliki keakuratan yang sangat
tinggi, baik waktu, kecepatan, dan posisi. Sayangnya, sistem GPS ini
hanya digunakan oleh Departemen Pertahanan AS dan instansi lain yang
diberi lisensi. PPS akan mengirimkan data, dengan menggunakan
frekuensi L1 dan L2 dan hanya untuk kepentingan militer. Inilah
strtegi dagang Amerika Serikat yang tidak mau menjual produk terbaiknya
pada sembarang orang. Hal ini sebenarnya tidak pada GPS saja, pada
peralatan militer lain seperti pesawat dan senjata, selalu ada
bagian-bagian yang dibatasi/dihilangkan.